Thursday, December 30, 2010

Kepada Tuan


Tuan, aku ingin bercerita..

Ketika tertidur ku lihat kerlipan centil sang bintang yang sedang menggoda bulan untuk bermain dengannya, bahkan angin semilir pun ikut membelai air di danau untuk memainkan bayangan sang bulan. Ku lihat akhirnya sang bulan pun tersenyum dan bercengkerama dengan penghuni malam lainnya. Dan saat itu aku terbangun. Dan kusaksikan sang langit berwarna biru dihiasi gumpalan lembut putihnya sang awan, diterangi dengan cahaya matahari yang tak terlalu terik.

Karena aku ingin melihat mimpi lagi, maka aku memejamkan mata sekali lagi. Ku lihat hamparan rumput dan bunga sedang menari bersama angin dan di temani hangatnya buaian sang mentari. Burung dan kupu-kupu ikut menonton pertunjukan itu sambil terbang di atasnya. Aku terbuai bersama rindangnya pohon. Dan sekali lagi aku terjaga dari mimpi. Telah dipersembahkan bunyi deburan ombak di pantai, memecah bayangan sang bintang dan bulan yang sedang bercanda. Bahkan angin dengan lembut membelai rambutku. Aku terpegun akan hangatnya hati.

Tuan, terima kasih Kau telah memberikan mimpi dan realiti yang begitu indah untukku, untuk kami.

Tapi Tuan...
Bisakah aku meminta lebih dari yang telah Kau berikan?
Bisakah Kau memberikan kekuatan jika kenyataan tak seindah mimpi ku, mimpi kami?
Bisakah Kau memberikan kesabaran jika kenyataan tak sejalan dengan mimpi ku, mimpi kami?
Bisakan Kau memberikan pengertian jika kenyataan yang kau hadirkan tak mampu aku, kami pahami?

Duh Tuan, masih banyak lagi yang ingin ku minta dariMu. Tapi bukankah makhluk-makhluk seperti aku ini diciptakan dengan banyak keinginan yang tak bisa kami raih sendiri agar tetap padaMu kami meminta dan bersandar?

Oh iya Tuan,
Jadikan apa yang terbaik untukku sebagai yang terbaik pula untuk orang lain. Dan apa yang terbaik untuk orang lain jadikan itu sebagai hal yang terbaik dan kebaikan buatku. Sebelum aku lupa Tuan, aku tadi aku berkata " Bisakah Kau...?" maka aku ralat menjadi "Maukah Kau...?" Karena aku tau Kau bisa, hanya saja masalahnya Kau mau atau tidak, bukankah begitu Tuan?

Baiklah Tuan, aku rasa celotehku cukup sampai di sini dulu ya. Aku takut Tuan bosan. Dan bukannya aku tak percaya Tuan tak mendengarkanku selama ini, tapi aku ingin meyakinkan kalau ceritaku sampai ke Tuan, makanya aku juga menuliskan ini kalau-kalau saja aku lupa sudah bercerita apa saja kepada Tuan.

Salam,

CaLiWa


P.S: Met taon baru 1432H dan met taon baru 2011

Gambar dari sini.


Sunday, December 12, 2010

Kamu itu ya..

Aduh. Kamu membuatku ingin tertawa. Maaf, bukan tertawa senang, melainkan tertawa bingung. Sekali lagi aku tak mengerti alur pikiranmu. Apa yang ada di dalam benakmu? Aku saja masih mengingat dengan jelas waktu kamu mendepakku. Dan mati-matian aku menanyakan alasannya. Apa tanggapanmu waktu itu? Ha, lagi-lagi kau menjawab dengan gamang. Eits, tunggu dulu, kamu mengatakan akan menarik kembali depakanmu itu esok. Baiklah.

Esok pun datang. Aku diam menunggu kata-katamu menjadi kenyataan. Lantas esoknya datang lagi. Dan esoknya lagi. Dan esoknya lagi. Hmm, baiklah, sepertinya tak akan terjadi inginku. Tentunya kamu masih mengingat jelas jawabku waktu kamu menawarkan sekali lagi akan menarik depakanmu itu. Aku tak akan mau terhubung denganmu lagi, tidak akan, aku akan mengacuhkanmu bahkan membuangmu di depan matamu sendiri. Bukankah itu maumu? Kamu mendepakku kan? Ingat, bukan aku yang mendepakmu.

Bukannya dendam atau tak memaafkan. Hanya saja, rasanya aku sudah cukup bingung dengan tindak tandukmu. Makanya aku membatasi daerah ekspolarasimu di dalam kehidupanku. Tak ingin kau merusak lebih banyak sisi hidupku. Lagi pula sudah banyak jemputanmu yang kusanggupi. Jadi maaf, untuk kali ini aku hanya menaruhnya di sudut bersama surat-surat terbengkalai lainnya.

Aku berteriak tak berarti aku marah. Aku diam bukan berarti aku terima. Aku bersahabat tak berarti segala sesuatunya kembali normal seperti dulu lagi. Tak akan ada yang pernah sama. Mungkin suatu saat akan ada kata "kita" lagi, tapi tidak untuk saat ini. Sekarang hanya ada kata "aku", "kamu".


Salam depak mendepak,

CaLiWa

Gambar dari sini.

Wednesday, December 1, 2010

Her ' n Me

Her Age : 5
Little sis : *cry*
Big brother : what's wrong?
Little sis : I've got hurt

Her Age : 16
Little sis : *cry*
Big brother : ok, what's his name?
Little sis : *say his name*
Big brother : *get a gun* I'll be right back.
_________________________________________________________________________
At My Case

My Age : 5
Me : *cry*
My big brother : HAHAHAHAHAHAHAHA

My Age : 16
Me : *cry*
My big brother : HAHAHAHAHAHA I can't believe you trusted him!


Sumber dari sini.