Wednesday, March 9, 2011

Saya rindu Mama

"Kapan kamu nginap?"
"Besok lah ma."

Sekelumit percakapan saya dengan mama semalam. Tadi pagi si mama sudah sibuk mempersiapkan perlengkapan yang akan saya bawa.

"Kamu pake baju yang mana ntar?"
"Yang di belakang pintu aja ma. Baru bentar juga kan dipake nya."
"Kalau yang ini bisa kan? Bagus juga." mama mengambilkan baju hitam dengan kain yang sedikit tebal daripada kaos yang saya pilih. Mungkin dia takut anaknya kedinginan kali ya .
"Boleh, koq ma."
"Eh ini kalo dipake di Jogja ntar bisa kan?"
"Bisa lah ma, emang napa ga bisa?" sahut saya.

Iya, kami sedang berencana (dan sudah siap-siap) liburan ke Pulau Jawa sana. Jadi baju pun sudah dipilah-pilah yang mana dipakai kapan.

"Buat kerja besok ini aja ya." sekali lagi mama mengeluarkan baju berwarna hijau miliknya.
"Cocok ga ma sama celana nya? Linda ga bawa celana lagi loh, cuma pake celana ini aja lagi besok." jawab saya. Khawatir karena si mama termasuk orang yang cerewet soal berpakaian.
"Cocok koq."
"Ya udah pake itu aja besok."
"(jeroan) ini ya, pantyliner 2 cukup?"
"1 aja ma."
"Sikat gigi udah? Hand n body, pelembab, ma sabun cuci muka udah?"
"Udah ma. Tinggal handuk aja."
"Bawa yang itu aja." menunjuk handuk berwarna kuning.

Kurang lebih begitulah aktivitas percakapan sebelum saya berangkat kerja. Mama benar-benar mempersiapkan segala sesuatu nya layaknya saya anak kecil yang baru pertama kali mau camping. Lucu ya, kalau orang tidak mengenal saya, bisa-bisa orang mengira anak si mama masih kecil. Padahal saya udah bisa bikin anak kecil sendiri *meskipun belum ada bukti konkrit*.

Jujur saya sedikit berat meninggalkan si mama sendirian, dan memilih untuk menginap di kantor bersama teman sekantor. Tapi kadung janji ma si bibi untuk menemani barang semalam sementara si empunya rumah keluar kota. Bingung saya menginap di kantor? Hehehe, kantor saya tipenya home office koq. Jadi ya di situ rumah atasan saya di situ juga kantor berada. Jadi si mama dari kemarin-kemarin dah ngingatin untuk menginap, dan kalau sempat mengajak bibi dan teman saya jalan-jalan. Awalnya saya mau mengajak beliau, tapi mama bilang ntar malah sungkan. Jadi di sinilah saya. Sendirian di kantor, dan mama sendirian di rumah.

Sudah lama sekali saya tidak menginap sendirian di tempat terpisah dengan si mama. Biasa juga si mama yang menginap di rumah temannya karena ngrewangi kalau ada acara dan sudah kemalaman kalau mau pulang. Kalau sudah begitu biasa saya yang marah. Marah karena cemburu. Cemburu karena si mama memilih teman dibanding anaknya. Ya, saya orang yang cemburu, saya tidak begitu suka berbagi. Bagi saya, mama itu milik saya, papa, dan saudara-saudaranya. Temannya tidak boleh lebih penting dari kami-kami. Egois ya .
Tapi setelah melihat wajah mama biasanya saya jadi luluh. Pasti dia bosan sendirian di rumah, sementara saya dari pagi sampai sore kerja. Pulang dah capek, ngobrol bentar langsung tidur. Jadi terkadang saya mengalah dengan ego saya, dan membiarkan mama bergaul dengan teman-temannya (meskipun dengan muka cemberut).

Dari pagi sampai sore saya kangen mama. Padahal kalau kami ketemu suka berantem. Kata orang benci-benci tapi rindu jua. Jadi saya pikir, ntar malam mau telepon mama aja. Tapi pikir tinggal pikir. Karena oh karena, sore tadi mama dah sms duluan .

"Lagi ngapain Lin? Udah mandi blm? Rencana mau jalan-jalan kemana ntar?"
"Ini baru mau mandi ma. Belum tau mau kemana ntar, di sini hujan. DI rumah hujan ga?"
Ahay, si mama sepertinya khawatir kebiasaan saya di rumah kebawa kemana-mana. Kebiasaan apa? Cukup kami-kami sajalah yang tau .
"Ga hujan tapi gelap si."
"Lagi ngapain ma?"
"Nonton op salah."
"Tumben ga ngrumpi ma tetangga."
"Ntar lagi pasti ngerumpi."
"Hahahaha, dasar mamak-mamak."
"Mama masak apa?"
"Terong sambel."

Itulah mama saya. Pas kangen, begitu disambut langsung cuek bin ngasal. Tapi benar koq. Saya kangen mama saya. Dan ego saya begitu besar untuk sms bilang kangen pada beliau.

Jadi di sinilah saya, menulis. Ungkapan rindu saya pada si mama di rumah. Terpisah sekitar 8 km dari saya saat ini.


Kangen mama,

CaLiWa


Monday, March 7, 2011

Yang kemaren pernah upload bedcover single tapi ada sarung bantalnya dua, gambarnya lucu-lucu, kalau ga salah ada gambar iPod juga, kabarin yah, ada teman yang nyari.. Makasih

Kena Batunya..

Iseng ku ambil handphonenya. Tak ada maksud apa-apa, hanya bercanda seperti biasanya. Kutaruh begitu saja di samping handphoneku. Tak ingin ku otak-atik. Tak ingin kumiliki juga. Hanya untuk bercanda saja seperti yang kubilang sebelumnya.

"Sapa suruh buka-buka privasi orang. Salah sendiri kan. Jadi cemburu kan, Sakit hati sendiri kan"

Kata-kata itu tiba-tiba datang dan terus bermain-main dipikiranku. Meskipun begitu entah mengapa, semakin lama melihat handphone itu menganggur, justru aku semakin ingin mengotak-atiknya. Akh, sudahlah. Biarkan saja dia tergeletak dengan manisnya, jangan diganggu gugat.

"You have a message" begitulah kira-kira bunyi sang ringtone pengingat sms masuk.
Aku tersentak. Ah biarin saja. Toh handphone ini masih disampingku.

"Eh ada sms masuk tuh." kata sang pemilik hp.
"Trus napa?" jawabku. "Dibacain ya smsnya." ujarku.
"Ih janganlah." jawabnya lagi. Ya sudah kudiamkan saja sesaat.
"Baca ga Las?" tanyaku pada temanku yang lain.
"Baca aja." jawabnya sambil terkikik.
"Ya udah baca aja." sambut sang pemilik barang.
"Dear papa.." gayaku sok-sok membaca sms padahal tak kusentuh barang itu.
Semua tertawa termasuk aku. Geli juga aku membayangkannya, dear papa gitu loh.

"Sapa suruh buka-buka privasi orang. Salah sendiri kan. Jadi cemburu kan, Sakit hati sendiri kan"

Terlintas lagi kata-kata itu. Berulang-ulang.
"Dibuka ya, dibaca ya..." sembari mengambil hp milik orang lain itu aku berkata.
"Baca yang kencang ya." kata teman sebelahku.
"Dengerin ya..."
"Dari Zlaku." aku menarik nafas sesaat. Baiklah tata emosi dulu. Cepat kutelusuri, semua sms masuk bernama Zlaku. Asem.
"Ayah, yang tadi itu Pak Surya ma Lasti kan. Bukan P Zen." lanjutku membaca sms.
Terdengarlah tertawaan dari temanku.
"Apa? Ulangin, ga dengar" protes sang pemilik.
"Kalau radio mana ada siaran ulang." sahut temanku. Aku tersenyum saja.
"Hayooo, bukan aku ya yang bilang radio." sekali lagi kami tertawa. Tapi jujur aku sedang tak ingin ketawa.
"Iya, tenang aja. Ntar kalau ada sms masuk lagi, radionya bunyi lagi." candaku.

Ntah kenapa aku tak ingin bercanda lagi.
"Nih, dikembaliin." kuberikan hp itu pada pemiliknya.
"Hahahaha, akhirnya dikembaliin juga. Ga tahan juga ternyata. Didiamin malah dikembaliin. Ternyata dari sisi buruk ada sisi baiknya juga." timpalnya.

Aku diam. Sungguh aku tak ingin bercanda.
Jadi benar toh. "Sapa suruh buka-buka privasi orang. Salah sendiri kan. Jadi cemburu kan, Sakit hati sendiri kan"

Hehehe, kena batunya kan. Cemburukan. Hati jadi sakitkan. Ngambek ndirikan. Makanya jangan sombong, sok udah sembuh hatinya. Masih cenut-cenut kan. Jadikan pelajaran buat lain kali.

Ps :

  • Ternyata hati sakit, lama sembuhnya.
  • Koq larangan tuh begitu menggoda untuk dilanggar yah? Walaupun larangan muncul   dari batin sendiri







Misuh-Misuh Sebelum Cabuttt...

Tinggal nunggu hari, tapi koq ya semua nya belum beres. Kerja masih banyak, dan yang jelas koq ya rasanya belum sreg ninggalin teman sebelah meja sendirian nangani semua-muanya sendirian.

Tiket belum dibeli, Baju belum dikemas. Barang apa yang mau dibawa aja masih bingung. Belum belanja, belum cari baju (baru) lagi. Bahkan berapa lama perjalanan pun belum bisa diprediksi. Apalagi pengaturan rutenya. Dana? Jangan ditanya, lagi kering kerontang habis.

Yup, sungguh berbeda dengan dulu. Kalau dulu sebulan sebelum perjalanan, minimal tiket sudah di pesan, lama dan rute perjalanan sudah diatur sedemikian rupa. Baju sudah dijadwal yang mana dipakai kapan, barang-barang yang akan dibawa sudah didaftar. Kamar disusun, sehingga pas ditinggal dan waktu kembali semua sudah rapi, hanya tinggal membersihkan debu.

Sudahlah tak usah dibahas perjalanannya. Yang jelas setelah masuk kerja pun, kudu siap-siap disambut segambreng kerjaan. Dan itu harus sudah dipikirkan pengaturan waktunya dari sekarang kalau ga mau nanti pas masuk kerja stres sendiri.

Hiks, jadi bingung mau liburan tapi koq kayanya ga nikmat gini ya??? Moga-moga semuanya berjalan lancar.



Tuesday, March 1, 2011

Si KriBo

Mari aku simak fisikmu.
Hidungmu lumayan mancung.
Jerawatmu yang selalu diributkan Ibu juga berkurang, sekarang malah pindah ke wajah ku yang tidak mulus ini.
Bibirmu tidak merah delima, sesuai dengan kelakuanmu, perokok!
Tinggi tapi tidak termasuk golongan jangkung.
Sudah lumayan berisi, terutama bagian perut, berlebihan malah.
Meskipun kulitmu lebih gelap tetap saja lebih halus dari aku. Sial!!!
Soal telapak tangan tidak usah kita teliti ya, hanya memperburuk citraku saja sebagai perempuan, dan tentu saja sebagai bahan ejekanmu.

Kelakuanmu sedikit berubah. Segi cercaan, kamu masih saingan beratku. Sayangnya dari segi perhatian, kamu bukan lagi juaranya. Dan tentang berbagi cerita, kita bukan pasangan yang klop lagi. Mungkin karena kita menjaga jalur hidup kita tidak mengganggu satu sama lain, yang justru sangat menggangguku. Dan apa cerita dengan obsesi dan mimpimu? Aku sudah tidak melihat gaungnya lagi. Atau kamu sudah membaginya dengan sang peri cintamu, jadi kami-kami sudah tidak kebagian lagi? Sungguh aku rindu melihat cahaya matamu saat menerawang jauh ke depan dan bercerita tentang cita-cita, dan tiba-tiba kamu berhenti bercerita. "Jadi menurut Linda gimana?" tanyamu mendadak yang hanya kubalas dengan senyum sebagai jawaban akan selalu mendukungmu.

Sekarang aku mau mengucapkan,
"Selamat ulang taon ya Be, ke 25 kan. Tetap saja aku lebih tua, meskipun kamu menolak memanggilku Mbak. Semoga kamu masih memiliki mimpi yang pernah dibagi denganku dan tetap mau berbagi denganku. Jangan lupa untuk tetap perhatian ma aku ya, tetap pengertian pas aku PMS *eh kamu jagonya loh, jago diam mematung kalo aku lagi esmosi jiwa membara*. Kalo aku jauh rindukan aku, kontak-kontak selalu. Meskipun aku bukanlah peri cintamu, aku tetap tak mau kalah dari dia posisinya. Aku ga mau di nomor duakan darinya, dan jangan menjadikanku nomor satu pula, karena buatku Ibu dan Bapak masih jadi harus jadi prioritas utama *ga perlu kan aku sebutin satu per satu siapa saja yang patut jadi prioritas, karena asumsi kita berbeda*. Karena kamu tau aku pencemburu, aku tak mau diganti dan tak mau menggantikan. Aku adalah aku, tak tergantikan. Aku ga mau mendoakanmu bahagia selalu, karena aku ga mau kamu lebih berbahagia dari aku. Kalo aku bahagia baru kamu boleh bahagia, hahahaha."

"Be, kapan traktirannya?" bisikku.
Kamu senyum, "Lagi KriBo ni Lin" jawabmu lirih.
Aku memandangmu, kamu memandangku. "Kriting Bokek!!!!" serentak kita berucap.
Hahahaha, dasar kamu.
Baiklah aku menambah doaku untukmu *atau untuk kepentinganku yah?*
"Semoga ga KriBo lagi yah, boleh keriting tapi BOKEK nya dihilangin yah, minimal dikurangkanlah frekuensinya"

Sekali lagi, happy b'day ya beeeeee

Xoxoxoxoxo,

Caliwa


P.S: Soal tawaranmu untuk patungan traktiran, dengan senang hati kutolak. Karena kemungkinan besar aku merayakan hari pertambahan umurku jauh darimu dan mereka-mereka yang sudah menunggu traktiran, hahahahaha.