Thursday, November 24, 2011

Loong..

Please please tell me.. How can i resist this guy?



Bajaimana mungkin coba aku tak jatuh cinta seberat-beratnya pada laki ini..

Thursday, July 14, 2011

Cerdas Tapi Salah

Siapa yang tidak tahu dengan plagiat? Mencontek, menjiplak dan sejenisnya? Saya rasa semua orang tahu. Selama ini lazimnya jika kita mencontek, memplagiat dan sejuta sebutan lainnya, maka kita tidak ingin orang lain tahu siapa pemilik aslinya bukan.

Maka kali ini justru terbalik. Laporan kerja dijiplak habis-habisan dan dengan jelasnya menggunakan nama pihak aslinya. Seharusnya senang? Sepertinya tidak tuh. Karena mereka-mereka menggunakannya untuk kepentingan sang penjiplak untuk mempermudah perijinan dari pihak yang berwenang.

Geblek. Apa si di otak mereka yang cerdas itu? Mereka mengatas namakan pihak lain demi keuntungan pribadi. Tak bisakah mereka berpikir sejenak, apa dampak bagi pihak yang dijiplak. Sudah jelas, sang pemilik asli suatu saat akan diminta pertanggung jawaban jika terjadi suatu kejadian di luar dugaan. Sedangkan sang pembuat yang asli tidak tahu-menahu tentang kejadian bego itu. Tak bisakah orang cerdas itu berpikir nama baik pemilik asli bisa rusak hanya gara-gara kecerdasan plagiator itu sungguh luar biasa melakukan hal bodoh yang dilakukan dengan penuh kesadaran.

Yah sudahlah. Toh dah kejadian juga. Cuma kesel aja. Teledor banget si!!!!!
Tuhan juga sudah membukakan jalannya. Tidak membiarkan hal-hal buruk terus berlanjut. Patut bersyukur toh.

الحمد لله رب العالمين

Sumber gambar dari sini.

Tuesday, July 12, 2011

Untuk Kalian Saja Deh..

Bagaimana kalau berita itu untuk kalian saja?
Toh kalian pasti bahagia mendengar berita itu. Berbeda dengan saya. Saya memilih untuk tidak membicarakannya berulang kali.

Bagaimana kalau kalian bertanya kepada yang lain saja?
Kalian pasti mendapatkan jawaban yang memuaskan dahaga kalian. Saya memilih untuk menjawab sekenanya. Dan tolong jangan tanya berulang kali hal yang sama pada saya, Karena saya harus menjawab dengan jawaban yang sama pula.

Saya tidak berperasaan?
Tau apa kalian tentang perasaan saya. Kalian ingin melihat reaksi saya bukan? Hah, ga penting.
Toh saya marah juga tidak memberi kalian manfaat, atau memang itu yang kalian nanti. Dengan murkanya saya membabi buta mengatakan hal yang kasar? Maaf, saya lebih memilih menjawab dengan kata-kata singkat dan judes. Lebih gampang dicerna.
Kalaupun saya menjawab dengan santai, saya akan melihat tatapan aneh kalian. Tatapan kasian kah itu atau tatapan mengejek, mencoba sejauh mana kalian akan terus-terusan menemukan emosi saya yang sebenarnya. Apakah waktu yang kalian miliki sebegitu banyaknya? Kalau iya, minta dong. Saya kehabisan stok waktu nih.

" Saya tidak tahu, saya tidak berkaitan untuk tahu, saya tidak berkepentingan untuk tahu, saya tidak merugi ataupun diuntungkan jika tahu.
Jadi tolong beritahukan saya jika memang saya harus tahu.
Jika tidak, simpan saja buat kalian.
Berbeda bukan dengan saya tidak mau tahu.
Sudah tahukah kalian tentang  perasaan saya?
"

Biar kalian tak bersusah payah, biar saya jawab. Iya, kalian sukses membuat saya kehilangan mood.


Gambar dari sini.

Wednesday, July 6, 2011

Dengarkan Aku

Bahwa di luar itu ada siang dan malam. Kau tak bisa memaksa sang bintang menemani matahari. Mereka punya aturan main sendiri.

Bisakah sedikit saja kau sibakkan tirai bambu di jendela mu itu?
Agar kau tahu aku tidak berbohong soal panasnya siang hari, berseminya daun-daun yang telah berguguran sebelumnya, bunga-bunga yang bermekaran dengan kompaknya bersama derap sang angin, dan lembutnya wajah salju.

Maukah kau sekedar membuka satu dari sekian banyak buku ensiklopedia yang berjejer di kamarmu itu?
Hanya untuk membuka cakrawala pikiranmu. Agar kau tahu aku tak berbohong tentang negeriku yang hanya memiliki dua musim. Berbeda dengan negerimu yang begitu beruntungnya. Memiliki 4 musim. Memberimu begitu banyak ruang untuk bermimpi bersama mereka.

Tolonglah buka pintu itu.
Untuk menunjukkan bahwa di luar sini ada sebuah hal yang kusebut kehidupan. Yang dirangkai oleh kejadian. Ambisi dan mimpi. Senyum dan tangisan. Keraguan dan keyakinan.

Keluarlah dari kotak itu.
Ikut bergabunglah dengan dunia. Jadilah manusia, cari dan milikilah alur hidupmu. Belajarlah mengerti. Bahwa hidup tak selalu berjalan sesuai maumu. Hidup mempunyai banyak jalan untuk mencapai tujuannya, meskipun dia harus melewati gang-gang tikus sekalipun. Mengikuti aliran air di kanal-kanal kumuh.

Kau tak mau?
Baiklah. Bisakah aku meminta sesuatu darimu?
Aku minta tolong. Kalaupun kau tak mau melakukan yang kuminta sebelumnya, bisakah kau dengarkan aku, dan berpikirlah. Pertimbangkan dengan hatimu. Bagaimana aku bisa meyakinkanmu jika kau tak mau mendengarkanku sedikit saja. Menolak untuk melihat suatu kenyataan.

Karena kini aku sudah di titik nadir. Jangankan bicara, berbisik disampingmu pun aku sudah lelah.


Gambar dari sini.


Wednesday, June 29, 2011

Pangeran Pencuri

     " Orang dewasa tidak ingat lagi, bagaimana rasanya,
       menjadi anak-anak.
       Walaupun mereka mengaku begitu.
       Mereka tidak tahu lagi. Percayalah padaku.
       Mereka sudah lupa semuanya.
       Betapa dunia dahulu berkesan lebih besar bagi mereka.
       Betapa repotnya memanjat ke atas kursi.
       Bagaimana rasanya kalau harus selalu menengadah?
       Lupa.
       Mereka tidak tahu lagi.
       Kau pun akan melupakannya.
       Kadang-kadang orang dewasa bercerita, betapa indahnya
       ketika mereka masih anak-anak.
       Mereka bahkan bermimpi menjadi anak-anak lagi.
       Tetapi apa mereka mimpikan ketika masih anak-anak?
       Tahukah kau?
       Aku rasa, mereka bermimpi ingin cepat-cepat dewasa.
"

HERR DER DIEBE by CORNELIA FUNKE


Monday, June 27, 2011

Tamat..

Entah berapa banyak kata yang harus kulewati,
Entah berapa tahun lagi yang harus disusuri
Untuk mencapai titik itu
Atau paling tidak, agar aku tidak jauh tertinggal

Terengah-engah nafas
Mengejar sesuatu
Ketika aku berada di sana,
Di titik aku menaruh obsesi.

Benak bertanya,
Lantas apa dan kenapa?

Sunday, June 26, 2011

Tidak Bisa atau Tidak mau?

Sepertinya sudah lama tidak ada tulisan. Entah mengapa, rasanya sama sekali tidak ada ide untuk menulis, atau memang saya menghindar untuk menulis?

Semua ide menghilang begitu saja ketika di depan komputer. Meskipun telah tersusun kata-kata yang bejejer dengan rapinya di benak malam sebelumnya. Atau memang saya saja yang sedang tidak fokus untuk menulis? Baiklah saya akui kebanyakan waktu saya dihabiskan di jalan dalam rangka bekerja. Dan tenaga saya terforsir untuk hal-hal tidak penting namun menyibukkan. Baiklah, hal itu lumayan penting. Sedikit banyak memang membantu dalam kerja, namun tidak bisa begitu saja diimplementasikan. Dan tentu saja hal tersebut membantu untuk menghabiskan waktu yang diberikan Tuhan kepada saya yang secara tidak langsung mematikan sedikit dari sekian banyak rasa bosan.


Dan mengapa di tambah dengan ke-tidak-mauan saya.
Saya tidak mau menulis dengan terbatas. Saya mau menulis apa yang saya mau tulis. Saya mau menulis apa yang saya pikirkan dan saya rasakan. Tapi apa yang terjadi? Berkali-kali harus diprotes. OMG. Penting banget gitu tulisan saya diprotes untuk hal-hal tidak penting?

Ketika saya menuliskan kata-kata yang di cap kurang baik, maka datanglah protes dengan nada emosi. Ketika yang lain menimpali dengan bercanda dan saya mendukungnya, makin kencanglah emosi itu. Hey, kamu yang protes, kamu tidak tau apa-apa tentang yang saya tulis untuk apa kamu protes membabi buta seperti itu. Jangan bilang saya tidak menjelaskan, karena kamu yang tidak mau bertanya terlebih dahulu. Dan pada titik tertentu saya memilih untuk mengikuti egomu. Saya diam, dan pergi. Puas kamu?

Ketika saya menuliskan serangkaian kalimat yang mendayu, yang lain pun protes lagi. Cemburu. Kamu cemburu? Dianggap tak berwujud? Tak perlu saya sebut nama kamu ribuan kali setiap hari untuk menunjukkan kamu eksis bukan. Kamu hadir dengan ataupun tanpa saya. Segitu mengecilkannya kamu ke orang-orang di sekitar kamu. Jika kamu bilang saya tidak pernah menulis tentang kamu bertanda saya tidak ingat kamu, apa kabarnya teman-teman sekolah saya dulu. Saya bukan seleb blog yang bisa membuat orang mendadak dangdut terkenal karena tulisan saya. Saya menulis tentang mereka karena alasan tertentu. Entah itu karena momennya bertepatan, atau saya memang mendapat ide untuk menulis seketika itu juga. Mau alasan lainnya? Nanti sajalah, lain kali saya akan cerita panjang lebar. Tapi tidak saat ini.

Saya tidak mau menulis dengan terbatas.
Saya mau menulis tentang hujan di saat mentari sedang bersinar terik.
Saya mau menulis tentang rindu di antara kejenuhan yang melanda.
Saya mau menulis tentang cinta di waktu sedang sakit hati.
Jika saja saya memang sedang bisa.

Kamu keberatan?

Saya memang tidak bisa dan tidak mau menulis lagi. Kalau begitu.


Monday, June 6, 2011

Setahun Pernikahan Kalian

It's been about a year now
Ain't seen or heard from you
I been missin' you crazy
How do you how do you sleep

Kepada Kalian,

Selamat karena sudah melewati setahun usia pernikahan kalian. 6 Juni 2010, ba'da Isya kalian melakukan ijab kabul didampingi keluarga besar. Dan saya hanya mampu mengirimkan doa dari jauh dan saya tidak menyesal karena tidak bisa menjadi saksi hidup pernikahan kalian. Tapi itu tidak mengurangi makna doa saya buat kalian.

Selamat karena kalian telah diberkahi seorang bayi perempuan mungil, meskipun itu sesaat. Menyedihkan, itu pasti. Kami-kami saja yang melihat dari jauh merasa sedih, apalagi kalian, yang telah menanti sekian waktu untuk menjadi orang tua. Tapi toh kalian bisa melewatinya. Toh bersamaan dengan kesedihan itu, kalian diberi kesempatan untuk menjadi lebih kuat. Begitu banyak belasungkawa dan doa untuk kalian. Dan kalian lebih mampu menjadi satu dalam duka. Kalian mampu membuktikan pernikahan bisa saling menguatkan kalian. Tak perlu beribu kata untuk menyatakan janji pernikahan kalian. Kalian membuktikan kalian mampu bersama dalam suka dan duka. Saling mendukung satu sama lain.

Selamat karena kalian mendapatkan kesempatan beribadah yang lebih luas. Banyak pahala yang menanti kalian dibanding ketika kalian masih hidup lajang. Maka jangan lupa terus dekatkan diri kalian padaNya. Jadilah imam dan makmum yang baik di keluarga kecil kalian.

Hanya ucapan selamat
beserta doa yang bisa kuberikan untuk kalian dari jauh.


Yours faithfully,


CaLiWa


Thursday, May 26, 2011

Do'a dan Hikmah Pernikahan

"Semoga Allah SWT menghimpun yang terserak dari keduanya memberkati mereka berdua,
meningkatkan kualitas keturunannya sebagai pembuka pintu rakhmat, sumber ilmu
dan hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat."
(Doa Nabi Muhammad SAW, pada pernikahan putrinya Fatimah Az Zahra dengan Ali bin Abi Thalib)

Filosofi dari Sebuah "Ikatan Pernikahan"

UNTUK SUAMI
(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Laki-laki)
Pernikahan atau perkawinan, Menyingkap tabir rahasia ...
Isteri yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia Khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Pun tidak setabah Fatimah ...
Justru Isteri hanyalah wanita akhir zaman,
Yang punya cita-cita, Menjadi solehah...
Pernikahan ataupun perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama ...
Isteri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,
Isteri ladang tanaman, Kamu pemagarnya,
Isteri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
Isteri adalah murid, Kamu mursyid (pembimbing)-nya,
Isteri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya ...
Saat Isteri menjadi madu, Kamu teguklah sepuasnya,
Seketika Isteri menjadi racun, Kamulah penawar bisanya,
Seandainya Isteri tulang yang bengkok, ber-hati²lah meluruskannya ...
Pernikahan ataupun perkawinan,
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa ...
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki Isteri yang tak sehebat mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Muhammad Rasulullah atau Isa As,
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamaullahhuwajah,
Cuma suami akhir zaman, yang berusaha menjadi soleh ... Amiiin

UNTUK ISTRI
(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Wanita)
Pernikahan ataupun perkawinan,
Membuka tabir rahasia,
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad, Tidaklah setaqwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Isa atau Ayub,
Atau pun segagah Musa, apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita, Membangun keturunan yang soleh ...
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamulah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justru Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar ataupun Mariam, yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman, yang berusaha menjadi solehah ... Amiiin

Sumber dari sini.

Wednesday, March 9, 2011

Saya rindu Mama

"Kapan kamu nginap?"
"Besok lah ma."

Sekelumit percakapan saya dengan mama semalam. Tadi pagi si mama sudah sibuk mempersiapkan perlengkapan yang akan saya bawa.

"Kamu pake baju yang mana ntar?"
"Yang di belakang pintu aja ma. Baru bentar juga kan dipake nya."
"Kalau yang ini bisa kan? Bagus juga." mama mengambilkan baju hitam dengan kain yang sedikit tebal daripada kaos yang saya pilih. Mungkin dia takut anaknya kedinginan kali ya .
"Boleh, koq ma."
"Eh ini kalo dipake di Jogja ntar bisa kan?"
"Bisa lah ma, emang napa ga bisa?" sahut saya.

Iya, kami sedang berencana (dan sudah siap-siap) liburan ke Pulau Jawa sana. Jadi baju pun sudah dipilah-pilah yang mana dipakai kapan.

"Buat kerja besok ini aja ya." sekali lagi mama mengeluarkan baju berwarna hijau miliknya.
"Cocok ga ma sama celana nya? Linda ga bawa celana lagi loh, cuma pake celana ini aja lagi besok." jawab saya. Khawatir karena si mama termasuk orang yang cerewet soal berpakaian.
"Cocok koq."
"Ya udah pake itu aja besok."
"(jeroan) ini ya, pantyliner 2 cukup?"
"1 aja ma."
"Sikat gigi udah? Hand n body, pelembab, ma sabun cuci muka udah?"
"Udah ma. Tinggal handuk aja."
"Bawa yang itu aja." menunjuk handuk berwarna kuning.

Kurang lebih begitulah aktivitas percakapan sebelum saya berangkat kerja. Mama benar-benar mempersiapkan segala sesuatu nya layaknya saya anak kecil yang baru pertama kali mau camping. Lucu ya, kalau orang tidak mengenal saya, bisa-bisa orang mengira anak si mama masih kecil. Padahal saya udah bisa bikin anak kecil sendiri *meskipun belum ada bukti konkrit*.

Jujur saya sedikit berat meninggalkan si mama sendirian, dan memilih untuk menginap di kantor bersama teman sekantor. Tapi kadung janji ma si bibi untuk menemani barang semalam sementara si empunya rumah keluar kota. Bingung saya menginap di kantor? Hehehe, kantor saya tipenya home office koq. Jadi ya di situ rumah atasan saya di situ juga kantor berada. Jadi si mama dari kemarin-kemarin dah ngingatin untuk menginap, dan kalau sempat mengajak bibi dan teman saya jalan-jalan. Awalnya saya mau mengajak beliau, tapi mama bilang ntar malah sungkan. Jadi di sinilah saya. Sendirian di kantor, dan mama sendirian di rumah.

Sudah lama sekali saya tidak menginap sendirian di tempat terpisah dengan si mama. Biasa juga si mama yang menginap di rumah temannya karena ngrewangi kalau ada acara dan sudah kemalaman kalau mau pulang. Kalau sudah begitu biasa saya yang marah. Marah karena cemburu. Cemburu karena si mama memilih teman dibanding anaknya. Ya, saya orang yang cemburu, saya tidak begitu suka berbagi. Bagi saya, mama itu milik saya, papa, dan saudara-saudaranya. Temannya tidak boleh lebih penting dari kami-kami. Egois ya .
Tapi setelah melihat wajah mama biasanya saya jadi luluh. Pasti dia bosan sendirian di rumah, sementara saya dari pagi sampai sore kerja. Pulang dah capek, ngobrol bentar langsung tidur. Jadi terkadang saya mengalah dengan ego saya, dan membiarkan mama bergaul dengan teman-temannya (meskipun dengan muka cemberut).

Dari pagi sampai sore saya kangen mama. Padahal kalau kami ketemu suka berantem. Kata orang benci-benci tapi rindu jua. Jadi saya pikir, ntar malam mau telepon mama aja. Tapi pikir tinggal pikir. Karena oh karena, sore tadi mama dah sms duluan .

"Lagi ngapain Lin? Udah mandi blm? Rencana mau jalan-jalan kemana ntar?"
"Ini baru mau mandi ma. Belum tau mau kemana ntar, di sini hujan. DI rumah hujan ga?"
Ahay, si mama sepertinya khawatir kebiasaan saya di rumah kebawa kemana-mana. Kebiasaan apa? Cukup kami-kami sajalah yang tau .
"Ga hujan tapi gelap si."
"Lagi ngapain ma?"
"Nonton op salah."
"Tumben ga ngrumpi ma tetangga."
"Ntar lagi pasti ngerumpi."
"Hahahaha, dasar mamak-mamak."
"Mama masak apa?"
"Terong sambel."

Itulah mama saya. Pas kangen, begitu disambut langsung cuek bin ngasal. Tapi benar koq. Saya kangen mama saya. Dan ego saya begitu besar untuk sms bilang kangen pada beliau.

Jadi di sinilah saya, menulis. Ungkapan rindu saya pada si mama di rumah. Terpisah sekitar 8 km dari saya saat ini.


Kangen mama,

CaLiWa


Monday, March 7, 2011

Yang kemaren pernah upload bedcover single tapi ada sarung bantalnya dua, gambarnya lucu-lucu, kalau ga salah ada gambar iPod juga, kabarin yah, ada teman yang nyari.. Makasih

Kena Batunya..

Iseng ku ambil handphonenya. Tak ada maksud apa-apa, hanya bercanda seperti biasanya. Kutaruh begitu saja di samping handphoneku. Tak ingin ku otak-atik. Tak ingin kumiliki juga. Hanya untuk bercanda saja seperti yang kubilang sebelumnya.

"Sapa suruh buka-buka privasi orang. Salah sendiri kan. Jadi cemburu kan, Sakit hati sendiri kan"

Kata-kata itu tiba-tiba datang dan terus bermain-main dipikiranku. Meskipun begitu entah mengapa, semakin lama melihat handphone itu menganggur, justru aku semakin ingin mengotak-atiknya. Akh, sudahlah. Biarkan saja dia tergeletak dengan manisnya, jangan diganggu gugat.

"You have a message" begitulah kira-kira bunyi sang ringtone pengingat sms masuk.
Aku tersentak. Ah biarin saja. Toh handphone ini masih disampingku.

"Eh ada sms masuk tuh." kata sang pemilik hp.
"Trus napa?" jawabku. "Dibacain ya smsnya." ujarku.
"Ih janganlah." jawabnya lagi. Ya sudah kudiamkan saja sesaat.
"Baca ga Las?" tanyaku pada temanku yang lain.
"Baca aja." jawabnya sambil terkikik.
"Ya udah baca aja." sambut sang pemilik barang.
"Dear papa.." gayaku sok-sok membaca sms padahal tak kusentuh barang itu.
Semua tertawa termasuk aku. Geli juga aku membayangkannya, dear papa gitu loh.

"Sapa suruh buka-buka privasi orang. Salah sendiri kan. Jadi cemburu kan, Sakit hati sendiri kan"

Terlintas lagi kata-kata itu. Berulang-ulang.
"Dibuka ya, dibaca ya..." sembari mengambil hp milik orang lain itu aku berkata.
"Baca yang kencang ya." kata teman sebelahku.
"Dengerin ya..."
"Dari Zlaku." aku menarik nafas sesaat. Baiklah tata emosi dulu. Cepat kutelusuri, semua sms masuk bernama Zlaku. Asem.
"Ayah, yang tadi itu Pak Surya ma Lasti kan. Bukan P Zen." lanjutku membaca sms.
Terdengarlah tertawaan dari temanku.
"Apa? Ulangin, ga dengar" protes sang pemilik.
"Kalau radio mana ada siaran ulang." sahut temanku. Aku tersenyum saja.
"Hayooo, bukan aku ya yang bilang radio." sekali lagi kami tertawa. Tapi jujur aku sedang tak ingin ketawa.
"Iya, tenang aja. Ntar kalau ada sms masuk lagi, radionya bunyi lagi." candaku.

Ntah kenapa aku tak ingin bercanda lagi.
"Nih, dikembaliin." kuberikan hp itu pada pemiliknya.
"Hahahaha, akhirnya dikembaliin juga. Ga tahan juga ternyata. Didiamin malah dikembaliin. Ternyata dari sisi buruk ada sisi baiknya juga." timpalnya.

Aku diam. Sungguh aku tak ingin bercanda.
Jadi benar toh. "Sapa suruh buka-buka privasi orang. Salah sendiri kan. Jadi cemburu kan, Sakit hati sendiri kan"

Hehehe, kena batunya kan. Cemburukan. Hati jadi sakitkan. Ngambek ndirikan. Makanya jangan sombong, sok udah sembuh hatinya. Masih cenut-cenut kan. Jadikan pelajaran buat lain kali.

Ps :

  • Ternyata hati sakit, lama sembuhnya.
  • Koq larangan tuh begitu menggoda untuk dilanggar yah? Walaupun larangan muncul   dari batin sendiri







Misuh-Misuh Sebelum Cabuttt...

Tinggal nunggu hari, tapi koq ya semua nya belum beres. Kerja masih banyak, dan yang jelas koq ya rasanya belum sreg ninggalin teman sebelah meja sendirian nangani semua-muanya sendirian.

Tiket belum dibeli, Baju belum dikemas. Barang apa yang mau dibawa aja masih bingung. Belum belanja, belum cari baju (baru) lagi. Bahkan berapa lama perjalanan pun belum bisa diprediksi. Apalagi pengaturan rutenya. Dana? Jangan ditanya, lagi kering kerontang habis.

Yup, sungguh berbeda dengan dulu. Kalau dulu sebulan sebelum perjalanan, minimal tiket sudah di pesan, lama dan rute perjalanan sudah diatur sedemikian rupa. Baju sudah dijadwal yang mana dipakai kapan, barang-barang yang akan dibawa sudah didaftar. Kamar disusun, sehingga pas ditinggal dan waktu kembali semua sudah rapi, hanya tinggal membersihkan debu.

Sudahlah tak usah dibahas perjalanannya. Yang jelas setelah masuk kerja pun, kudu siap-siap disambut segambreng kerjaan. Dan itu harus sudah dipikirkan pengaturan waktunya dari sekarang kalau ga mau nanti pas masuk kerja stres sendiri.

Hiks, jadi bingung mau liburan tapi koq kayanya ga nikmat gini ya??? Moga-moga semuanya berjalan lancar.



Tuesday, March 1, 2011

Si KriBo

Mari aku simak fisikmu.
Hidungmu lumayan mancung.
Jerawatmu yang selalu diributkan Ibu juga berkurang, sekarang malah pindah ke wajah ku yang tidak mulus ini.
Bibirmu tidak merah delima, sesuai dengan kelakuanmu, perokok!
Tinggi tapi tidak termasuk golongan jangkung.
Sudah lumayan berisi, terutama bagian perut, berlebihan malah.
Meskipun kulitmu lebih gelap tetap saja lebih halus dari aku. Sial!!!
Soal telapak tangan tidak usah kita teliti ya, hanya memperburuk citraku saja sebagai perempuan, dan tentu saja sebagai bahan ejekanmu.

Kelakuanmu sedikit berubah. Segi cercaan, kamu masih saingan beratku. Sayangnya dari segi perhatian, kamu bukan lagi juaranya. Dan tentang berbagi cerita, kita bukan pasangan yang klop lagi. Mungkin karena kita menjaga jalur hidup kita tidak mengganggu satu sama lain, yang justru sangat menggangguku. Dan apa cerita dengan obsesi dan mimpimu? Aku sudah tidak melihat gaungnya lagi. Atau kamu sudah membaginya dengan sang peri cintamu, jadi kami-kami sudah tidak kebagian lagi? Sungguh aku rindu melihat cahaya matamu saat menerawang jauh ke depan dan bercerita tentang cita-cita, dan tiba-tiba kamu berhenti bercerita. "Jadi menurut Linda gimana?" tanyamu mendadak yang hanya kubalas dengan senyum sebagai jawaban akan selalu mendukungmu.

Sekarang aku mau mengucapkan,
"Selamat ulang taon ya Be, ke 25 kan. Tetap saja aku lebih tua, meskipun kamu menolak memanggilku Mbak. Semoga kamu masih memiliki mimpi yang pernah dibagi denganku dan tetap mau berbagi denganku. Jangan lupa untuk tetap perhatian ma aku ya, tetap pengertian pas aku PMS *eh kamu jagonya loh, jago diam mematung kalo aku lagi esmosi jiwa membara*. Kalo aku jauh rindukan aku, kontak-kontak selalu. Meskipun aku bukanlah peri cintamu, aku tetap tak mau kalah dari dia posisinya. Aku ga mau di nomor duakan darinya, dan jangan menjadikanku nomor satu pula, karena buatku Ibu dan Bapak masih jadi harus jadi prioritas utama *ga perlu kan aku sebutin satu per satu siapa saja yang patut jadi prioritas, karena asumsi kita berbeda*. Karena kamu tau aku pencemburu, aku tak mau diganti dan tak mau menggantikan. Aku adalah aku, tak tergantikan. Aku ga mau mendoakanmu bahagia selalu, karena aku ga mau kamu lebih berbahagia dari aku. Kalo aku bahagia baru kamu boleh bahagia, hahahaha."

"Be, kapan traktirannya?" bisikku.
Kamu senyum, "Lagi KriBo ni Lin" jawabmu lirih.
Aku memandangmu, kamu memandangku. "Kriting Bokek!!!!" serentak kita berucap.
Hahahaha, dasar kamu.
Baiklah aku menambah doaku untukmu *atau untuk kepentinganku yah?*
"Semoga ga KriBo lagi yah, boleh keriting tapi BOKEK nya dihilangin yah, minimal dikurangkanlah frekuensinya"

Sekali lagi, happy b'day ya beeeeee

Xoxoxoxoxo,

Caliwa


P.S: Soal tawaranmu untuk patungan traktiran, dengan senang hati kutolak. Karena kemungkinan besar aku merayakan hari pertambahan umurku jauh darimu dan mereka-mereka yang sudah menunggu traktiran, hahahahaha.



Wednesday, February 23, 2011

Dear Heart,

Gambar dari sini.

Please fall in love when you're ready,
Not
When you're lonely




Pernah baca di mana gitu pas browsing. Jadi ini sekedar reminder.

Yang lagi suka pikun,

CaLiWa

Kayanya Dia Masih Cinta..

" ku menunggu, ku menunggu kau putus dengan kekasihmu
  tak akan ku ganggu kau dengan kekasihmu
  ku kan selalu di sini untuk menunggumu "

"Pak, pak dengerin deh." Kemudian diputarlah sebuah lagu di media player melalui speakerphone.
"Bagus ya Pak?"
Senyam-senyum. "Eh ntar, ntar dulu." Sergah si Bapak.
Terpaksa si lagu dihentikan sementara.

"Kamu masih cinta ga sih ma dia?"
"Er, gimana ya Pak, dibilang cinta gimana, ga juga ya gimana" Jawaban yang ngasal.
"Tau ga sih, kemaren. Iya kemarin kalau ga salah. Kamu ngapain sih ma dia?"
"Hah? Kapan? Ngapain? Ngapain apa ni?"
"Kemarin pas di BVS, kan kalian nungguin aku tuh. Kalian ngapain pas saya ga ada?"
"Oh, ga ada tu, cuma nungguin Bapak aja"
"Ga ada baik-baikin dia gitu?"
Mengingat-ingat ngapain sajakah kami kemarin. Tak ada. Hanya duduk diam-diaman dan sibuk mendengarkan lagu di hp melalui earphone.
"Maksud Bapak bagi-bagi permen gitu? Ya ada lah, toh Bapak juga saya kasih."
Ketawa terbahak-bahaklah si Bapak.
"Tau ga kemaren dia bilang apa ma saya pas nunggu kamu di BCA?"
"Ga, apaan emang Pak?"
"Dia cerita, "Pak dia masih baik ya ma saya, masih perhatian gitu. Saya ngapain dia masih perhatiin. Kayanya dia masih cinta ma saya." Aku langsung ngakak dengarnya."
"Heh???? Salah orang ga dia Pak? Jangan-jangan orang lain yang baik ma dia dipikir saya"
"Iya aku aja ketawa ngakak dengarnya"

Baiklah kita lanjutkan saja ke lagu berikutnya.

" saat itu aku siap memburu
  dan takkan ragu-ragu mengakhiri hidupmu
  ku pikir bijaksana, sangat luar biasa
  ternyata itu salah ku takut masuk penjara "

Monday, February 21, 2011

Hijau, Kopi, dan Teman Asing

Gambar dari sini.

Hari itu saya dikelilingi dengan nuansa berwarna hijau. Gaun sang mempelai wanita berwarna hijau. Bukan berupa kebaya namun bukan juga sebuah gaun spektakuler layaknya rancangan Vera Wang. Sederhana tapi manis. Dan saya menyukainya. Sang pria mengenakan baju layaknya pria-pria lainnya, setelan jas berwarna hitam dan berkemeja putih. Tak sengaja saya melihat tumpukan hantaran yang telah dikemas di kotak-kotak transparan. Biji-biji kopi disusun sedemikian rupa hingga menghasilkan corak-corak tertentu sebagai alas hadiah yang sebenarnya. Unik ya. Sekali lagi saya terkagum-kagum.

Saya keluar untuk menyambut rombongan pria. Ternyata di luar sudah banyak tamu. Tapi fokus saya hanya satu mencari sang krucil. Dua krucil tepatnya. Tapi entah mengapa saya cuma bisa bertemu dan bermain dengan sang krucil gede. Saya memang sangat rindu sama dia. Walaupun krucil gede, tetap saja wujudnya masih bayi. Di luar dugaan, karena seingat saya dia sudah besar sekarang, setidaknya sudah usia playgroup. Tapi tak mengapa, saya puas. Saya peluk dia, saya gendong dia, saya ajak dia bermain. Dan tawanya benar-benar nggemesin.

Hanya sebuah acara yang bisa dibilang cukup sederhana dan singkat. Sebuah acara menjelang pernikahan sampai dengan prosesinya. Dan saya tak terlalu perduli dengan acaranya, karena cukup melelahkan pada saat proses persiapan. Malam sebelumnya kami semua bertungkus lumus mengerjakan semua keperluan. Bahkan semua susunan acara diteliti lagi untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan. Yah, memang ribet sepertinya. Acara adat masih menggantung. Apakah dilaksanakan setelah acara pernikahan alias sebelum resepsi atau sebelum acara pernikahan itu sendiri. Dan setelah pembicaraan diputuskan sebelum akad nikah. Jadilah malam itu tidak hanya mempersiapkan acara keesokan hari, tapi juga acara siraman.

Meskipun saya tidak tau atau tidak mengikuti (lebih tepatnya) acara utama, bukan berarti tidak berkesan yah. Pada saat menyambut pria dan rombongannya saya bertemu seorang teman lama, tidak akrab pula. Saya pun heran kenapa dia ada di situ dan mengobrol sebentar sama saya. Padahal biasanya dia acuh pada keberadaan saya. Kita panggil saja dia LyMan. Seorang lain yang ada disitu sepertinya adik salah satu teman saya.

"Mereka terlihat benar-benar bahagia ya." Celetuknya. Saya diam sejenak. "Hahaha, ya iyalah bahagia, kalau menikah ya pasti bahagia. Kalau ga bahagia ngapain nikah?*abstrak sekali jawaban saya*" Timpal saya kemudian. Yang diangguki seorang lain itu. "Maksud aku mereka benar-benar bahagia, ga cuma awalnya aja. Ga cuma sekarang senyumnya, hari-hari biasa juga bahagia." jawab LyMan. Sekali lagi saya bingung. "Emang ada orang ga seneng ya nikah? Emang kalo nikah tu belum tentu bahagia ya?" tanya saya. "Kamu itu naif. Belum tentu semua orang menikah itu bahagia. Banyak yang bahagia di awal tapi tidak selanjutnya. Bahkan ada yang dari awal pun sudah tidak bahagia!" sahut LyMan dengan tatapan sinis dan bingung ke saya. Saya dan seorang lain itu cuma saling menatap saja. Dan jawaban saya adalah "Kalau begitu saya juga mau seperti mereka. Bukan kehidupannya. Tapi saya juga mau bahagia dari awal sampai akhir seperti mereka". Ya, itulah percakapan singkat antara kami, yang masih saya ingat dengan baik sampai sekarang.

Kalau dirunut-runut koq ceritanya aneh ya? Banyak hal yang membuat saya bingung. Sungguh aneh. Banyak hal yang campur aduk. Dari acara yang sebetulnya adalah acara keluarga di suatu kota nan jauh di sana mendadak seperti di dekat rumah saya sekarang, dan ntah mengapa teman tak terduga itu hadir. Belum lagi keberadaan si krucil.

Sampai di sini bingung? Saya juga!!
Oleh karena itu saya memutuskan untuk bangun.


Itulah sekelumit cerita tentang mimpi saya semalam. Ternyata tak cuma hidup yang absurd mimpi pun tak kalah kacaunya. Sepertinya alam bawah sadar saya sedang mengalami disorientasi tempat dan waktu.
Dan lagi-lagi kenapa saya harus mengurusi pernikahan lagi ya?

Yang lagi dikelilingi hal berbau pernikahan,

CaLiWa







Sunday, February 6, 2011

Hosh..Hosh..


Tik Tok Tik Tok...

Detik jam bahkan tak mampu kuhentikan. Memintanya untuk memperlambat geraknya pun tak dihiraukannya.

Semakin tinggi tumpukan kertas di meja. Semakin banyak hal yang harus kukejar atau setidaknya memintaku untuk segera mengejarnya. Bahkan aku tak tau yang mana harus diprioritaskan. Hanya satu tujuan, mengerjakannya secepat mungkin agar memperluas ruang di meja, dan tentu saja menyisakan sedikit ruang di pikiran dan hati.

Maaf untuk diriku.
Maaf untuk tak menghiraukan sejenak kelelahan fisik.
Maaf untuk tak menghiraukan hati yang ingin diajak kompromi sesaat.
Maaf untuk rasa yang kusingkirkan sesaat.
Maaf untuk keadaan yang menuntut pengertian dan penjelasan.
Sungguh aku sedang tak ingin memberi penjelasan tentang apapun, kapanpun, dan kepada siapapun. Cukup diri ini yang mengingat dan menjalani.
Sungguh, aku lelah!!!

Tapi kupastikan, pada saatnya, segala sesuatunya akan terbayar dengan pantas.


"Can't wait for that moment"

CaLiWa

Gambar dari sini.

Monday, January 10, 2011

Sweet Lovers Personality Test

Huehehehe, sebetulnya bukan ngiler apa-apanya sih, tapi ngiler jenis makanannya. Walaupun begitu iseng juga ah main kuisnya. Kebetulan dikasih ijin ma si punya blog. O iya, copas dari sini ya. Lantas pilihan dessert kamu yang mana?

Not fair looking ahead. Choose before you scroll clear down. If all of the eight desserts listed below were sitting in front of you, which would you choose (sorry, you can only pick one)! Trust me.. this is very accurate. Pick your dessert, and then look to see what psychiatrists think about you.

Here are your choices:

1. Angel Food Cake

2. Brownies

3. Lemon Meringue Pie

4. Vanilla Cake With Chocolate Icing

5. Strawberry Short Cake
6. Chocolate Cake With Chocolate Icing
7. Ice Cream with Sprinkles

8. Carrot Cake w/ Cream Cheese Frosting
No, you can't change your mind once you scroll down, so think carefully what your choice will be.

OK - Now that you've made your choice, this is what the researchers say about you...

1. Angel Food Cake
Sweet, loving, cuddly. You love all warm and fuzzy items. A little nutty at times. Sometimes you need an ice cream cone at the end of the day. Others perceive you as being childlike and immature at times.

2. Brownies
You are adventurous, love new ideas, and are a champion of underdogs and a slayer of dragons. When tempers flare up you whip out your saber. You are always the oddball with a unique sense of humor and direction. You tend to be very loyal.

3. Lemon Meringue Pie
Smooth, sexy, & articulate with your hands, you are an excellent caregiver and a good teacher. But don't try to walk and chew gum at the same time. A bit of a diva at times, you set your own style because you do your own thing.. You shine when it comes to helping others and have many friends.

4. Vanilla Cake With Chocolate Icing
Fun-loving, sassy, humorous, not very grounded in life; very indecisive and lacking motivation. Everyone enjoys being around you, but you are a practical joker. Others should be cautious in making you mad. However, you are a friend for life.

5. Strawberry Shortcake
Romantic, warm, loving. You care about other people, can be counted on in a pinch and expect the same in return. Intuitively keen. You can be very emotional at times but a true person in every way. You like to do things for yourself and help others learn about themselves.

6. Chocolate Cake With Chocolate Icing
Sexy; always ready to give and receive. Very creative, adventurous, ambitious, and passionate. You can appear to have a cold exterior but are warm on the inside. Not afraid to take chances. Will not settle for anything average in life. Love to laugh.

7. Ice Cream With Sprinkles
You like sports, whether it be baseball, football, basketball, or soccer. If you could, you would like to participate, but you enjoy watching sports. You don't like to give up the remote control. You tend to be self-centered and high maintenance.

8. Carrot Cake With Cream Cheese Frosting
You are a very fun loving person, who likes to laugh. You are fun to be with. People like to hang out with you. You are a very warm hearted person and a little quirky at times. You have many loyal friends. You were meant to lead and teach others. A wonderful role model.