Thursday, November 24, 2011

Loong..

Please please tell me.. How can i resist this guy?



Bajaimana mungkin coba aku tak jatuh cinta seberat-beratnya pada laki ini..

Thursday, July 14, 2011

Cerdas Tapi Salah

Siapa yang tidak tahu dengan plagiat? Mencontek, menjiplak dan sejenisnya? Saya rasa semua orang tahu. Selama ini lazimnya jika kita mencontek, memplagiat dan sejuta sebutan lainnya, maka kita tidak ingin orang lain tahu siapa pemilik aslinya bukan.

Maka kali ini justru terbalik. Laporan kerja dijiplak habis-habisan dan dengan jelasnya menggunakan nama pihak aslinya. Seharusnya senang? Sepertinya tidak tuh. Karena mereka-mereka menggunakannya untuk kepentingan sang penjiplak untuk mempermudah perijinan dari pihak yang berwenang.

Geblek. Apa si di otak mereka yang cerdas itu? Mereka mengatas namakan pihak lain demi keuntungan pribadi. Tak bisakah mereka berpikir sejenak, apa dampak bagi pihak yang dijiplak. Sudah jelas, sang pemilik asli suatu saat akan diminta pertanggung jawaban jika terjadi suatu kejadian di luar dugaan. Sedangkan sang pembuat yang asli tidak tahu-menahu tentang kejadian bego itu. Tak bisakah orang cerdas itu berpikir nama baik pemilik asli bisa rusak hanya gara-gara kecerdasan plagiator itu sungguh luar biasa melakukan hal bodoh yang dilakukan dengan penuh kesadaran.

Yah sudahlah. Toh dah kejadian juga. Cuma kesel aja. Teledor banget si!!!!!
Tuhan juga sudah membukakan jalannya. Tidak membiarkan hal-hal buruk terus berlanjut. Patut bersyukur toh.

الحمد لله رب العالمين

Sumber gambar dari sini.

Tuesday, July 12, 2011

Untuk Kalian Saja Deh..

Bagaimana kalau berita itu untuk kalian saja?
Toh kalian pasti bahagia mendengar berita itu. Berbeda dengan saya. Saya memilih untuk tidak membicarakannya berulang kali.

Bagaimana kalau kalian bertanya kepada yang lain saja?
Kalian pasti mendapatkan jawaban yang memuaskan dahaga kalian. Saya memilih untuk menjawab sekenanya. Dan tolong jangan tanya berulang kali hal yang sama pada saya, Karena saya harus menjawab dengan jawaban yang sama pula.

Saya tidak berperasaan?
Tau apa kalian tentang perasaan saya. Kalian ingin melihat reaksi saya bukan? Hah, ga penting.
Toh saya marah juga tidak memberi kalian manfaat, atau memang itu yang kalian nanti. Dengan murkanya saya membabi buta mengatakan hal yang kasar? Maaf, saya lebih memilih menjawab dengan kata-kata singkat dan judes. Lebih gampang dicerna.
Kalaupun saya menjawab dengan santai, saya akan melihat tatapan aneh kalian. Tatapan kasian kah itu atau tatapan mengejek, mencoba sejauh mana kalian akan terus-terusan menemukan emosi saya yang sebenarnya. Apakah waktu yang kalian miliki sebegitu banyaknya? Kalau iya, minta dong. Saya kehabisan stok waktu nih.

" Saya tidak tahu, saya tidak berkaitan untuk tahu, saya tidak berkepentingan untuk tahu, saya tidak merugi ataupun diuntungkan jika tahu.
Jadi tolong beritahukan saya jika memang saya harus tahu.
Jika tidak, simpan saja buat kalian.
Berbeda bukan dengan saya tidak mau tahu.
Sudah tahukah kalian tentang  perasaan saya?
"

Biar kalian tak bersusah payah, biar saya jawab. Iya, kalian sukses membuat saya kehilangan mood.


Gambar dari sini.

Wednesday, July 6, 2011

Dengarkan Aku

Bahwa di luar itu ada siang dan malam. Kau tak bisa memaksa sang bintang menemani matahari. Mereka punya aturan main sendiri.

Bisakah sedikit saja kau sibakkan tirai bambu di jendela mu itu?
Agar kau tahu aku tidak berbohong soal panasnya siang hari, berseminya daun-daun yang telah berguguran sebelumnya, bunga-bunga yang bermekaran dengan kompaknya bersama derap sang angin, dan lembutnya wajah salju.

Maukah kau sekedar membuka satu dari sekian banyak buku ensiklopedia yang berjejer di kamarmu itu?
Hanya untuk membuka cakrawala pikiranmu. Agar kau tahu aku tak berbohong tentang negeriku yang hanya memiliki dua musim. Berbeda dengan negerimu yang begitu beruntungnya. Memiliki 4 musim. Memberimu begitu banyak ruang untuk bermimpi bersama mereka.

Tolonglah buka pintu itu.
Untuk menunjukkan bahwa di luar sini ada sebuah hal yang kusebut kehidupan. Yang dirangkai oleh kejadian. Ambisi dan mimpi. Senyum dan tangisan. Keraguan dan keyakinan.

Keluarlah dari kotak itu.
Ikut bergabunglah dengan dunia. Jadilah manusia, cari dan milikilah alur hidupmu. Belajarlah mengerti. Bahwa hidup tak selalu berjalan sesuai maumu. Hidup mempunyai banyak jalan untuk mencapai tujuannya, meskipun dia harus melewati gang-gang tikus sekalipun. Mengikuti aliran air di kanal-kanal kumuh.

Kau tak mau?
Baiklah. Bisakah aku meminta sesuatu darimu?
Aku minta tolong. Kalaupun kau tak mau melakukan yang kuminta sebelumnya, bisakah kau dengarkan aku, dan berpikirlah. Pertimbangkan dengan hatimu. Bagaimana aku bisa meyakinkanmu jika kau tak mau mendengarkanku sedikit saja. Menolak untuk melihat suatu kenyataan.

Karena kini aku sudah di titik nadir. Jangankan bicara, berbisik disampingmu pun aku sudah lelah.


Gambar dari sini.


Wednesday, June 29, 2011

Pangeran Pencuri

     " Orang dewasa tidak ingat lagi, bagaimana rasanya,
       menjadi anak-anak.
       Walaupun mereka mengaku begitu.
       Mereka tidak tahu lagi. Percayalah padaku.
       Mereka sudah lupa semuanya.
       Betapa dunia dahulu berkesan lebih besar bagi mereka.
       Betapa repotnya memanjat ke atas kursi.
       Bagaimana rasanya kalau harus selalu menengadah?
       Lupa.
       Mereka tidak tahu lagi.
       Kau pun akan melupakannya.
       Kadang-kadang orang dewasa bercerita, betapa indahnya
       ketika mereka masih anak-anak.
       Mereka bahkan bermimpi menjadi anak-anak lagi.
       Tetapi apa mereka mimpikan ketika masih anak-anak?
       Tahukah kau?
       Aku rasa, mereka bermimpi ingin cepat-cepat dewasa.
"

HERR DER DIEBE by CORNELIA FUNKE


Monday, June 27, 2011

Tamat..

Entah berapa banyak kata yang harus kulewati,
Entah berapa tahun lagi yang harus disusuri
Untuk mencapai titik itu
Atau paling tidak, agar aku tidak jauh tertinggal

Terengah-engah nafas
Mengejar sesuatu
Ketika aku berada di sana,
Di titik aku menaruh obsesi.

Benak bertanya,
Lantas apa dan kenapa?

Sunday, June 26, 2011

Tidak Bisa atau Tidak mau?

Sepertinya sudah lama tidak ada tulisan. Entah mengapa, rasanya sama sekali tidak ada ide untuk menulis, atau memang saya menghindar untuk menulis?

Semua ide menghilang begitu saja ketika di depan komputer. Meskipun telah tersusun kata-kata yang bejejer dengan rapinya di benak malam sebelumnya. Atau memang saya saja yang sedang tidak fokus untuk menulis? Baiklah saya akui kebanyakan waktu saya dihabiskan di jalan dalam rangka bekerja. Dan tenaga saya terforsir untuk hal-hal tidak penting namun menyibukkan. Baiklah, hal itu lumayan penting. Sedikit banyak memang membantu dalam kerja, namun tidak bisa begitu saja diimplementasikan. Dan tentu saja hal tersebut membantu untuk menghabiskan waktu yang diberikan Tuhan kepada saya yang secara tidak langsung mematikan sedikit dari sekian banyak rasa bosan.


Dan mengapa di tambah dengan ke-tidak-mauan saya.
Saya tidak mau menulis dengan terbatas. Saya mau menulis apa yang saya mau tulis. Saya mau menulis apa yang saya pikirkan dan saya rasakan. Tapi apa yang terjadi? Berkali-kali harus diprotes. OMG. Penting banget gitu tulisan saya diprotes untuk hal-hal tidak penting?

Ketika saya menuliskan kata-kata yang di cap kurang baik, maka datanglah protes dengan nada emosi. Ketika yang lain menimpali dengan bercanda dan saya mendukungnya, makin kencanglah emosi itu. Hey, kamu yang protes, kamu tidak tau apa-apa tentang yang saya tulis untuk apa kamu protes membabi buta seperti itu. Jangan bilang saya tidak menjelaskan, karena kamu yang tidak mau bertanya terlebih dahulu. Dan pada titik tertentu saya memilih untuk mengikuti egomu. Saya diam, dan pergi. Puas kamu?

Ketika saya menuliskan serangkaian kalimat yang mendayu, yang lain pun protes lagi. Cemburu. Kamu cemburu? Dianggap tak berwujud? Tak perlu saya sebut nama kamu ribuan kali setiap hari untuk menunjukkan kamu eksis bukan. Kamu hadir dengan ataupun tanpa saya. Segitu mengecilkannya kamu ke orang-orang di sekitar kamu. Jika kamu bilang saya tidak pernah menulis tentang kamu bertanda saya tidak ingat kamu, apa kabarnya teman-teman sekolah saya dulu. Saya bukan seleb blog yang bisa membuat orang mendadak dangdut terkenal karena tulisan saya. Saya menulis tentang mereka karena alasan tertentu. Entah itu karena momennya bertepatan, atau saya memang mendapat ide untuk menulis seketika itu juga. Mau alasan lainnya? Nanti sajalah, lain kali saya akan cerita panjang lebar. Tapi tidak saat ini.

Saya tidak mau menulis dengan terbatas.
Saya mau menulis tentang hujan di saat mentari sedang bersinar terik.
Saya mau menulis tentang rindu di antara kejenuhan yang melanda.
Saya mau menulis tentang cinta di waktu sedang sakit hati.
Jika saja saya memang sedang bisa.

Kamu keberatan?

Saya memang tidak bisa dan tidak mau menulis lagi. Kalau begitu.